Camping Ke Gunung Papandayan Garut Bersama Balita


Area kawah Gunung Papandayan


Setelah hampir 11 bulan vakum dari camping dan trekking, akhirnya kali ini punya kesempatan lagi untuk ngajak syifa dan gibran camping dan naik gunung. Gunung papandayan menjadi pilihan saya untuk camping dan naik gunung. Berdasarkan dari review yang saya baca, bahwa gunung papandayan merupakan gunung ramah anak dengan jalur pendakian yang relatif mudah, jalan yang bebatuan dan beberapa jalan sudah ada anak tangganya sangat cocok untuk pemula.  

Camping ini merupakan camping pertama kami dengan anggota baru, kami membawa gibran yang saat ini berusia 6 bulan 3 minggu. Camping yang saya susun sendiri itinerary nya. Maklum, biasanya saya camping bersama komunitas. Trip kali ini, bukan hanya kami sekeluarga tapi saya mengajak nte wati dan anak-anaknya. 

Berhubung jarak antara Tangerang-Garut butuh waktu 6-7 jam perjalanan, kami merencanakan untuk berangkat ba'da subuh. Namun, kenyataan tidak sesuai dengan rencana kami berangkat pukul 5.30 dari rumah dan tiba di rest area km 57 pukul 08.00. Perjalanan membawa bayi membuat kami sering berhenti untuk istirahat. Kami tiba di pintu gerbang gunung papandayan pukul 13.30. Tarif masuk gunung papandayan di hari biasa Rp 20.000,- per orang dan di hari libur  Rp 30.000,- per orang. Untuk anak dibawah 5 tahun tidak dikenakan biaya masuk. Sementara itu, tarif masuk untuk kendaraan roda empat sebesar Rp 25.000,- , kendaraan roda dua Rp 12.000,- dan kendaraan roda enam sebesar Rp 110.000,-. Untuk tarif camping di hari biasa atau libur sebesar Rp 35.000,- per orang.

Gerbang pintu masuk papandayan


Camp David tempat kami berkemah

Camp david menjadi pilihan saya untuk mendirikan tenda selama 2 hari. Letak yang sebelahan dengan parkiran dan suhu yang tidak sedingin di gubber hot dan pondok salada menjadi salah satu alasan saya memilih tempat camping disini. Dengan fasilitas mesjid dan toilet yang bersih membuat kami betah camp disini. Selain itu, kami juga mudah untuk mengambil barang yang ada dimobil. Maklum, bawaan kami yang sangat banyak.

                                    
area parkir papandayan

Terdapat dua area camping ground yang berada di atas Gobber hut dan Pondok salada. Untuk menuju camping ground Gobber hut dan pondok salada, terlebih dahulu harus mendaki sejauh 5 km dengan waktu kurang lebih 2 jam untuk jalan orang dewasa. Jika membawa balita, waktu tempuh menuju gobber hut kurang lebih 5 jam.

Tiba di camp david kami langsung mendirikan tenda dan bersiap untuk masak sore. Untungnya dari rumah, saya sudah membawa ayam ungkep jadi tinggal di goreng, nugget dan soto ayam menjadi menu makan kami sore ini. O iya untuk makanan bayi saya membawa tepung beras merah dan buah-buahan yang tinggal di masak dan  di sharing saja.



Trekking hari Pertama 

Sebelum trekking ke kawah dan hutan mati, terlebih dahulu anak-anak membuat sarapan roti bakar sebagai amunisi. Sementara itu, saya membuat bubur kacang ijo. Aktivitas memasak adalah aktivitas yang sangat di senangi oleh anak-anak terutama petualang cilik kami.

Selain persiapan fisik sebelum mendaki, saya menyiapakan air minum, cemilan berupa roti, biskuit, buah-buahan dan masker. Masker sangat penting untuk anak-anak ketika mendekati kawah gunung papandayan. Sementara itu persiapan membawa bayi untuk mendaki selain baby carrier adalah saya membawa selimut kecil dan makanan bayi. Makanan bayi berupa tepung beras merah dan buah mangga yang siapkan untuk gibran. O iya karena cuaca yang sangat dingin diatas, ketika mendaki saya menyusui gibran dengan tujuan terhindar dari dehindrasi.

                                             
aktivitas memasak roti bakar

Pintu masuk pendakian


Memasuki jalur pendakian, jalanan mulai nanjak disekitar kanan kiri terdapat pepohonan. Kurang lebih 500 meter kita akan menemukan tangga bebatuan dan dilanjut dengan jalan bebatuan. Membawa anak balita ketika mendaki yang diperlukan adalah motivasi dan teman pendaki. Alhamdulillah selama pendakian syifa ditemani dengan mba shaila, jadi jalan sendiri tanpa minta di gendong. Beberapa kali, suami menawarkan ingin menuntun syifa namun tawaran itu ditolak oleh syifa dengan alasan "Aku kan petualang cilik yang hebat, jadi bisa jalan sendiri" ucap syifa kepada suami. Kami pun bangga kepada syifa selangkah demi selangkah berjalan menepis rasa capek untuk mencapai satu tujuan yaitu hutan mati.

                                           


Perjalanan menuju kawah bisa ditempuh dengan waktu 1jam, namun karena membawa bayi dan balita kami banyak istirahat untuk minum dan nyemil buah-buahan. Sebelum tiba di kawah, terdapat dua tempat peristirahatan. Disini kami beristirahat kurang lebih 10 menit dan ber photo-photo disekitaran kawah. Kemudian melanjutkan perjalanan lagi keatas sebelum naik menuju hutan mati.

                                   
Keluarga Petualang Cilik

Tiba di bundaran terdapat peristirahatan yang menjual aneka makan. Disini kami mengisi tenaga terlebih dahulu sebelum muncak ke Hutan mati. Aneka makanan seperti indomie, gorengan, buah-buahan dan cemilan lainnya tersedia disini dengan harga yang wajar. Seperti indomie seharga Rp 10.000,- , Aneka macam gorengan Rp 1000,-, Air minus mineral 600 ml Rp 10.000,- dan cemilan ringgan lainnya serba Rp 1000,-. Fasilitas mushola dan toilet juga tersedia disini.





Hutan Mati

Dari bunderan kami langsung menuju hutan mati. Pendakian kami tempuh selama kurang lebih 1.5 jam. Jalur pendakian mirip dengan jalur pendakian dari surya kencana menuju puncak gunung gede dengan tangga bebatuan. Alhamdulillah dengan cuaca yang cerah kami bisa mencapai hutan mati pukul 11.30 dengan membawa bayi 6 bulan 3 minggu dan kakak syifa yang masih 4 tahun.

Dengan kakak shaila , syifa tiba terlebih dahulu di hutan mati. Kemudian mereka bermain mengumpulkan kayu kecil dan batuan yang ada di hutan mati. Salut sama petualang cilik kami.

                                   
Jalur trekking
Hutan mati

Jalan trekking pulang

Jalur trakking untuk pulang sama seperti ketika kami mendaki. Disini, syifa sudah kelelahan dan ngantuk alhasil minta gendong suami. Waktu tempuh menuju tempat kami camping selama kurang lebih 2 jam. Lebih cepat dibandingkan dengan mendaki.        

                                     

Sebelum meninggalkan kawah gunung papandayan, duo petualang cilik ber photo. Terimakasih kakak shaila yang sudah menggandeng syifa selama mendaki gunung papandayan.



Edelweis

Tiba di camp tempat kami berkemah, tidak membuat anak-anak capek. Mereka memilih bermain di hamparan bunga edelweis. Saat ini bunga edelweis yang terdapat di camp david sedang indah. Berbeda dengan tegal alun atau pindok salada , bunga edelweis disini tidak sebanyak dengan bunga edelweis yang ada di tegal alun yang luas nya mencapai 32 hektar. Namun keindahan bunga edelweis tetap sama. Dan karena cuaca disini yang cukup dingin membuat bunga edelweis seperti terselimuti dengan es.


    
Edelweis


Camping dua malam di camp david pun selesai, saatnya kembali ke tangerang. Next, dataran tinggi dieng bulan desember. Semoga perjalanan selanjutnya diberi kelancaran. Kakak syifa alhamdulillah tidak kapok naik gunung, malahan minta naik gunung lagi. Dan adik bayi gibran menjadi petualang paling muda diantara kakak-kakaknya.



Comments

Popular Posts