Mengubah Diri Sendiri
Bismillahirahmanirahim,
"Ubah diri sendiri sebelum mengubah anak-anak. Hati-hati dengan pikiran. Karena pikiran akan menjadi ucapan, baik pada sendiri maupun orang lain. Ucapan mewujud dalam tindakan, tindakan yang berulang menjadi kebiasaan, dan kebiasaan mengkristal menjadi karakter". salah satu kutipan dari buku Enlightening Parenting.
Saya sangat sejutu dengan salah satu kutipan dari buku "Elingtening Parenting", bahwa jika ingin mengubah anak terlebih dahulu mengubah diri sendiri. Ini terbukti dari 10 hari saya melakukan tantangan bunsay dengan materi "Komunikasi Produktif". Alhamdulillah, atas izin Allah saya dapat terus belajar memperbaiki diri sendiri. Memperbaiki diri dalam hal berkomunikasi kepada suami dan anak-anak.
Saya mulai dengan muhasabah diri dalam hal mengelola emosi. Dalam mengelola emosi saya melakukan teknik reframing, yaitu ketika mulai gelisah melihat adik gibran yang di pukul oleh kakak syifa, saya akan menarik napas panjang-panjang. Kemudian ketika saya melihat rumah yang sangat berantakan, saya akan menarik napas panjang-panjang lalu mengajak kakak syifa untuk membereskan mainan. Saya mengubah makna setiap kejadian yang menyebabkan emosi negatif. Saya membayangkan rumah yang bersih, nyaman dan rapi. Lalu saya bayangkan kakak syifa yang momong adiknya dengan baik. Dengan demikian saya mudah memaafkan dan memaklumi keterbatasan yang terjadi.
Sementara itu, dalam berkomunikasi dengan syifa saya menggunakan teknik choice to reach goal, memberikan pilihan kepada kakak syifa seperti, "Kakak syifa, sudah saatnya belajar huruf hijaiyah. Hayuu matikan tv sekarang atau ummi tunggu lima menit lagi". Disisni, alhamdulillah syifa sudah paham tanpa saya harus berteriak-teriak. Dengan sendirinya kakak syifa mematikan televisi. Tak lupa saya juga melakukan negosiasi & briefing kepada kakak syifa dalam berkomunikasi.
"Mendidik anak adalah mendidik diri. Bagaimana kita mengharapkan anak untuk belajar, bika kita tidak senantiasa mau untuk belajar". Semoga ummi tetap istiqomah.
Saya sangat sejutu dengan salah satu kutipan dari buku "Elingtening Parenting", bahwa jika ingin mengubah anak terlebih dahulu mengubah diri sendiri. Ini terbukti dari 10 hari saya melakukan tantangan bunsay dengan materi "Komunikasi Produktif". Alhamdulillah, atas izin Allah saya dapat terus belajar memperbaiki diri sendiri. Memperbaiki diri dalam hal berkomunikasi kepada suami dan anak-anak.
Saya mulai dengan muhasabah diri dalam hal mengelola emosi. Dalam mengelola emosi saya melakukan teknik reframing, yaitu ketika mulai gelisah melihat adik gibran yang di pukul oleh kakak syifa, saya akan menarik napas panjang-panjang. Kemudian ketika saya melihat rumah yang sangat berantakan, saya akan menarik napas panjang-panjang lalu mengajak kakak syifa untuk membereskan mainan. Saya mengubah makna setiap kejadian yang menyebabkan emosi negatif. Saya membayangkan rumah yang bersih, nyaman dan rapi. Lalu saya bayangkan kakak syifa yang momong adiknya dengan baik. Dengan demikian saya mudah memaafkan dan memaklumi keterbatasan yang terjadi.
Sementara itu, dalam berkomunikasi dengan syifa saya menggunakan teknik choice to reach goal, memberikan pilihan kepada kakak syifa seperti, "Kakak syifa, sudah saatnya belajar huruf hijaiyah. Hayuu matikan tv sekarang atau ummi tunggu lima menit lagi". Disisni, alhamdulillah syifa sudah paham tanpa saya harus berteriak-teriak. Dengan sendirinya kakak syifa mematikan televisi. Tak lupa saya juga melakukan negosiasi & briefing kepada kakak syifa dalam berkomunikasi.
"Mendidik anak adalah mendidik diri. Bagaimana kita mengharapkan anak untuk belajar, bika kita tidak senantiasa mau untuk belajar". Semoga ummi tetap istiqomah.
#day10
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
Comments
Post a Comment