NHW # 3 Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah

JATUH CINTALAH KEMBALI KEPADA SUAMI ANDA,

APA ALASAN TERKUAT ANDA MEMILIH DIA?

Bismillahirahmanirahim..

“Allah, jika nanti aku jatuh pada Cinta yang baik, jatuhkan aku sejatuh2nya” -dee lestari-

Kata-kata ini dulu pernah saya tulis di buku ketika saya menanya ke diri saya, siapa jodoh saya? siapa ayah dari anak-anak saya kelak? siapa imam saya kelak? Alhamdulillah 3 tahun kemudian Allah menjawab semua pertanyaan saya, Allah menjawab semua doa2 saya yang dulu pernah saya tulis. 

Pada tugas NHW#3 kali ini saya harus membuat surat cinta kepada suami, yang 4 tahun dulu ketika bertemu dengan suami saya tidak pernah menulis surat  ❤️ ini. Surat cinta ini kembali menyadarkan saya untuk flashback 4 tahun lalu, ketika saya jatuh cinta pada suami. Kenapa hingga akhirnya Allah memilih kami sebagai sepasang suami istri. Ternyata 80% dari tulisan saya dulu  yang pernah saya tulis, kriteria calon suami ada pada suami saya saat ini. Betapa baiknya Allah mengabulkan doa2 saya. Ketika surat ❤️ ini saya berikan ke suami, ekspresi suami berseri-seri. Suami tidak menyangka bahwa dulu saya pernah menulis kriteria suami yang saya idamkan dan ada pada sosok dia. Sosok sabar, sayang sama keluarga, bisa menjadi imam yang baik untuk saya dan anak-anak saya kelak, bekerja pada bidang yang sama itu  dan bisa membangun saya untuk beribadah sholat tahajud adalah kriteria yang pernah saya tulis 3 tahun sebelum bertemu dengan suami ☺️. Walaupun saya malu-malu untuk memberikan surat cinta ke suami, takut suami ke geeran hehehe. Tapi saya senang bisa membuat surat cinta ini yang dulu belum pernah saya buat sama sekali. 

2 Bulan pernikahan, alhamdulillah kami diamanahi Allah putri cantik sholehah yang kami beri nama “Humaira Asy Syifa Wibowo”. Betapa senangnya kami langsung dipercayai oleh Allah tanpa harus menunggu waktu lama untuk memiliki anak. Syifa yang memilih kami sebagai orang tuanya. Syifa menjadi penyejuk hati kami dikala kami kelelahan beraktivitas. Karena syifa telah memilih kami sebagai orang tuanya. Tugas kami sekarang adalah bagaimana caranya mendidik dan membesarkan syifa supaya bisa menjadi anak yang baik akhlaknya dan serta hati nya, sopan santun lemah lembut, anak cerdas nan sholehah, peyayang kepada orang tua serta adiknya, pecinta Al-quran dan bisa mandiri dalam melakukan apapun. Kami sebagai orang tua, terus mendukung apa yang engkau akan lakukan nanti nak.

Kami juga tidak pernah membandingkan kamu dengan anak-anak yang lain, karena setiap anak punya ke unikan masing-masing. 

Lingkungan kami tinggal

Mengetahui peran spesifik keluarga. Kok rasanya selalu merindingnya. Masyallah di ingatkan kembali dengan film 5cm “agar hidup tidak hanya menjadi seonggok daging yang bisa jalan, bisa bicara dan punya nama”. Agar hidup tidak begitu-gitu saja, Agar hidup bermakna serta punya arti. 

Mengetahui peran spesifik kita, kenapa kita diciptakan dimuka bumi ini? Rasanya semakin merinding “Tidaklah kami ciptakan sesuatu dibumi dengan sia-sia”. Masyallah jadi pengen nangis ☹️. Untuk apa Allah ciptakan saya, untuk apa saya ada dikeluarga ini, dan untuk apa Allah taruh kami dilingkungan sekarang kami tinggal. Semua pasti ada hikmahnya. Sekarang saya mungkin belum paham maksud Allah. Semua diciptakan Allah, tidak ada yang sia-sia. 

Memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda, dengan kelebihan dan kekurang masing-masing membuat kami berdua mengambil yang baik-baiknya saja, dan merubah yang kurang baik. Contohnya: kami memilih untuk tidak memarahi anak di depan banyak orang, marah tidak melibatkan fisik maupun hati. Marah masih boleh dilakukan untuk tujuan kebaikan.

Melihat dari lingkungan kami, bahwa belajar dari mana saja tidak harus dari pendidikan formal maupun non formal. 

Membereskan rumah bukan hanya tentang perempuan atau memberatkan anak, akan tetapi bisa melatih kemandirian anak. 

Allah mungkin menghadirkan kami dilingkungan ini untuk memberikan pengertian dan pemahaman yang lebih baik. Semoga kami bisa memberikan pengertian dan pemahaman yang baik pula.. 

Aamiin ya Allah.